Budaya membaca di Indonesia, bagi kita (Moli) bukan hanya soal data statistik, tapi sudah menjadi bencana sosial. Kami juga tidak percaya bahwa ketertarikan baca di Indonesia rendah, terutama di Banten. Akses terhadap bahan bacaan kurang dan tidak merata, terutama disparitas antara Banten Utara dan Banten Selatan.
Karena itu, maka kita membentuk sebuah komunitas bernama "Motor Literasi" dalam bentuk gerakan. Moli adalah komunitas nirlaba, jaringan relawan. Pekerjaan yang dilakukan Moli adalah self-help-participatory, mengundang keterlibatan masyarakat untuk menyumbangkan buku dan kemudian mendistribusikannya kembali ke TBM / Melek Komunitas yang membutuhkan, dengan harapan akses membaca untuk masyarakat merata.
Anggota Moli adalah gabungan antara komunitas sepeda motor dan aktivis keaksaraan di Banten, untuk terlibat aktif dalam gerakan baca tulis dan meningkatkan minat membaca. Moli pertama dipelopori oleh ketua FTBM Indonesia, Firman Venayaksa yang memodifikasi motor Honda GL 800 memberi ayahnya dan memberi tas kulit di jok belakang. Tas kulit digunakan untuk membawa buku sumbangan dari donor atau menyimpan Bookshops - penyediaan bacaan gratis di tempat umum.
Kemudian ia mengunggah kegiatannya di media sosial (medsos). Melalui kekuatan medsos aktivitas kemudian menjadi virus. Satu per satu komunitas dan pandangan sekilas pada aktivitas tersebut dan kemudian sepakat menjadikan Moli sebagai gerakan komunal dengan visi yang sama, untuk mendidik masyarakat. Moli secara resmi berdiri pada tanggal 23 April 2017.
Program reguler Moli adalah gerilya yang mencari buku (dari pintu ke pintu bertemu dengan buku / komunitas donor), menyediakan bahan bacaan gratis di tempat umum, menyortir, mengemasi, mendistribusikan buku. Selain itu Moli juga bermitra dengan sejumlah lembaga seperti KPK, dengan melakukan kampanye anti korupsi. Moli juga bermitra dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat untuk mentoring dan penguatan TBM. "
Anynomous
" Profil Komunitas Motor Literasi(MOLI)
17 February 2023Budaya membaca di Indonesia, bagi kita (Moli) bukan hanya soal data statistik, tapi sudah menjadi bencana sosial. Kami juga tidak percaya bahwa ketertarikan baca di Indonesia rendah, terutama di Banten. Akses terhadap bahan bacaan kurang dan tidak merata, terutama disparitas antara Banten Utara dan Banten Selatan.
Karena itu, maka kita membentuk sebuah komunitas bernama "Motor Literasi" dalam bentuk gerakan. Moli adalah komunitas nirlaba, jaringan relawan. Pekerjaan yang dilakukan Moli adalah self-help-participatory, mengundang keterlibatan masyarakat untuk menyumbangkan buku dan kemudian mendistribusikannya kembali ke TBM / Melek Komunitas yang membutuhkan, dengan harapan akses membaca untuk masyarakat merata.
Anggota Moli adalah gabungan antara komunitas sepeda motor dan aktivis keaksaraan di Banten, untuk terlibat aktif dalam gerakan baca tulis dan meningkatkan minat membaca. Moli pertama dipelopori oleh ketua FTBM Indonesia, Firman Venayaksa yang memodifikasi motor Honda GL 800 memberi ayahnya dan memberi tas kulit di jok belakang. Tas kulit digunakan untuk membawa buku sumbangan dari donor atau menyimpan Bookshops - penyediaan bacaan gratis di tempat umum.
Kemudian ia mengunggah kegiatannya di media sosial (medsos). Melalui kekuatan medsos aktivitas kemudian menjadi virus. Satu per satu komunitas dan pandangan sekilas pada aktivitas tersebut dan kemudian sepakat menjadikan Moli sebagai gerakan komunal dengan visi yang sama, untuk mendidik masyarakat. Moli secara resmi berdiri pada tanggal 23 April 2017.
Program reguler Moli adalah gerilya yang mencari buku (dari pintu ke pintu bertemu dengan buku / komunitas donor), menyediakan bahan bacaan gratis di tempat umum, menyortir, mengemasi, mendistribusikan buku. Selain itu Moli juga bermitra dengan sejumlah lembaga seperti KPK, dengan melakukan kampanye anti korupsi. Moli juga bermitra dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat untuk mentoring dan penguatan TBM. "