Anynomous

"

Aku Ingin Menikah.... Al Allamah Ahmad bin Yahya an Najmi rahimahullah berkata,

Bimbingan Nabi shallallahu alaihi wasallam agar menikah, bagi siapa saja yang mempunyai kemampuan, merupakan bimbingan kepada sebab-sebab kebaikan dan ketentraman jiwa.

Ta'sis al Ahkam Syarh Umadatul Ahkam 4/175-176

#dakwahvisual #desainpakehp #posterdakwah #muslimat #muslimah #akhwatdesign #akhwat #ukhtiakhiantiselfie #ukhti #menikah #nikahmuda #walimah #taarufkhitbahnikah #taaruf #antipacaran #pacaransetelahnikah #indonesiatanpapacaran #nisart #muslimatmdc #mdc #muslimdakwahcommunity

Repost from @nisaa_art

Anynomous

"

Di saat ada orang lain yang memaki anda, biasanya anda terpancing untuk balas memakinya.

Disaat anda orang yang "mlengos" di depan anda, andapun biasanya membalasnya dengan yang serupa atau bahkan lebih keras dari yang dia lakukan.

Di saat ada orang yang memusuhi anda, menjelek-jelekan anda, biasanya anda tergoda untuk melakukan hal yang serupa atau bahkan lebih.

Namun pernahkan terbetik di hati anda rasa iba kepada orang yang berbuat jahat kepada anda tersebut?

Pernahkah anda berkeinginan untuk memberinya hadiah karena dia telah menghina, memaki, memusuhi anda?

Alih-alih hadiah, sekedar mengucapkan salam ketika berjumpa dengannya, atau mungkin berkunjung ke rumahnya saja mungkin terlalu berat untuk anda lakukan.

Karena itu wajar bila kondisi buruk ini terus berkepanjangan bahwa terwariskan kepada anak cucu kita.

Saudaraku, simaklah kiat manjur berikut agar kondisi negatif di atas dapat berubah menjadi positif secepatnya.

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

Tentu tidaklah sama antara kebajikan dengan kejahatan. Balaslah dengan cara- cara yang lebih baik, niscaya dalam sekejap antara dirimu dan orang yang memusuhimu akan terjalin hubungan baik, seakan-akan dia adalah pembelamu yang paling setia. (Fusshilat 34)

Memang terasa berat, dimusuhi malah memaafkan bahkan memberinya hadiah.

Di"plengosi" malah tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya.

Namun percayalah bahwa sejatinya itu tidaklah sulit bila kita memiliki jiwa yang besar hati yang lebar.

Adanya rasa berat, sejatinya adalah bukti betapa kerdilnya jiwa kita. Karena itu setelah ayat di atas Allah berfirman :

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Sikap itu tidaklah dikaruniakan kecuali kepada orang-orang yang bersabar dan tidaklah dikaruniakan kecuali kepada orang- orang yang dapat keberuntungan besar." ( Fusshilat 35)

Marilah kita belajar menjadi orang-orang yang berjiwa besar, walau tubuh kita kecil, agar kita beruntung besar.

-- Dari nasehat ustadz Dr.Muhammad Arifin Badri MA --

Anynomous

"

Di Kopaja...

Ustadz Abu Shuhaib bercerita. Ada seorang ikhwan yang baru pulang dr suatu kegiatan pengajian dan dia pulang menaiki bus Kopaja. Akan tetapi tak disangka dan dinyana kehabisan uang buat bayar busnya.

Selang beberapa menit, datanglah beberapa akhwat bercadar naik bus yang sama. Akhirnya ikhwan itu memberanikan diri minta bantuan ke salah satu akhwat tersebut.

Melalui buku yang dibawa, ditulislah dalam kertas "Afwan ukhty, ana kehabisan uang buat bayar bus. Ana mohon bantuannya untuk membayar bus".

Akhirnya akhwat tersebut membayarnya. Selang beberapa tahun. Si Ikhwan dan akhwat tersebut menikah (tanpa mereka tahu keduanya).

Setelah menikah beberapa bulan, mereka melakukan bongkar2 lemari dan merapikan buku2.

Si ikhwan tadi menemukan buku yang dia berikan ke akhwat di bus tsb lalu bertanya "Loh ini kan buku ana, anti dapat dari mana?" Si akhwat tersebut menjawab "Itu dl ada ikhwan yang minta bantuan ke ana utk bayar busnya karena kehabisan uang"

akhirnya ketahuan...

Sumber: ust Ibnu Amirudin Al-Nganjuky

Anynomous

"

🌴🏡 *Rumah Kontrakan

Sobat! Anda pernah menghuni rumah kontrakan? Atau bisa juga memiliki rumah yang anda kontrakkan kepada orang lain?

Bagaimana sikap dan perhatian anda kepada rumah yang anda kontrak? Akankah anda memiliki keperdulian besar untuk merawat rumah yang anda kontrak tersebut? Ataukah anda berpikir : Kapankah anda dapat mengakhiri status sebagai "kontraktor" rumah dan segera memiliki rumah idaman?

Dan bila masa kontrakannya telah usai, maka penyewa akan pergi dengan tanpa beban, meninggalkan segala jejak yang pernah ia injakkan di rumah kontrakannya.

Dan bila anda memiliki rumah kontrakan, apakah orang orang yang mengontrak rumah anda peduli dengan perawatan rumah anda, menjaganya dengan maksimal, atau sebaliknya mereka acuh dan cenderung berlaku susuka hatinya terhadap rumah anda?

Fakta membuktikan bahwa setiap orang lebih perduli dan sayang kepada rumah miliknya sendiri dibanding rumah yang ia sewa dari orang lain. Alasannya jelas, mereka berambisi untuk mengekploitasi rumah kontrakan itu agar mendapatkan manfaat yang setimpal dengan nilai sewa yang mereka bayarkan.

Berbeda dengan rumah milik sendiri, biasanya dirawat, dan dijaga agar awet dan kalau bisa kelak diwariskan kepada anak cucu.

Fenomena ini juga berlaku dengan pasangan hidup anda. Suami berusaha menyayangi dan menjaga istrinya agar kasih sayang yang mengikat mereka dapat langgeng hingga akhir masa, hingga saat keduanya menutup mata untuk terakhir kalinya di dunia ini. Suami dan istri berusaha untuk setia, menghormati dan menyayangi.

Beda halnya dengan para pelacur dan hidung belang, keduanya berusaha untuk mengeksploitasi patnernya tanpa ada kesetiaan atau kasih sayang antara mereka, asasnya hanya komersial "wani piro". Perihal yang sama juga berlaku pada "kawin kontrak" atau yang sering disebut dengan nikah "mut'ah", pernikahan tanpa kasih sayang dan kesetiaan, yang ada hanya praktek eksploitasi.

Bila penyewa mengeksploitasi rumah kontrakannya maka itu wajar, namun pantaskah manusia diperlakukan bak rumah kontrakan atau kuda sewaan? Relakah anda atau putri anda untuk dieksploitasi bak kuda sewaan?

Sobat! Waspadalah, di sekitar anda kini mulai ada orang orang yang ingin menjadikan putri anda sebagai kuda sewaan atau rumah kontrakan, digunakan sesaat lalu dicampakkan.

🌐 Sumber : salamDakwah. Com

☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕ Barakallah fikum.

✒ Ditulis oleh. Ustadz. Dr. Muhammad Arifin Badri, MA

***

Anynomous

"

Musibah terbesar itu adalah ketika engkau menshare kemaksiatanmu di media sosial kemudian engkau pun mati, akan tetapi dosamu masih terus ada, terus mengalir setelah kematianmu.

Hubaib Al-Farisi rahimahullah berkata,

"Di antara bentuk keberuntungan seseorang adalah orang yang ketika telah mati, dosanya pun ikut mati bersamanya." (Hilyatul Auliyaa 6/152)

[Diambil dari Instagram alsalaf_altwhed]

📝 Ustadz Boria Tanesa

Anynomous

"

Orang tuaku bermasalah, apa yang harus aku lakukan?

Nasihat birrul walidain

"Justru kamu yang bermasalah," jawab Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili ketika menjawab sebuah pertanyaan di penghujung kajian rutinnya. Penanya saat itu mengajukan pertanyaan, "Orangtuaku bermasalah denganku, lantas bagaimana seharusnya sikapku?"

"Seharusnya kamu beradab kepada orangtuamu," Syaikh melanjutkan jawabannya, "termasuk dalam pemilihan kata. Jangan katakan orang tuamu bermasalah! Kamu bisa memilih kata-kata lain, orangtuaku marah karena kesalahanku, terjadi permasalahan antara aku dan orangtuaku atau kamu bisa memilih kalimat lain yang lebih layak."

"Tidak boleh mengatakan seperti itu, sekalipun orangtua yang salah. Kita diperintahkan bersabar atas kesalahan orang lain, terlebih lagi pada kesalahan orang tua."

"Kita tahu, kebanyakan orangtua dikaruniai rasa kasih sayang kepada anaknya, jadi jarang mereka marah kecuali karena kesalahan yang diperbuat oleh anak. Tapi kebanyakan anak sekarang tidak menyadari hal itu, atau bahkan merasa heran dengan kemarahan orangtua dan bertanya-tanya, kenapa meraka marah. penyebabnya adalah kamu sendiri."

"Nabi shollallohu 'alaihi wasallam, ketika ada seorang pemuda datang kepada beliau dan mengatakan, 'Aku datang dan meninggalkan ibuku menangis.' Nabi menyuruhnya kembali dan membuatnya tersenyum, Nabi tidak bertanya kenapa kamu mebuatnya menangis, tidak juga mengatakan kenapa ibumu marah."

"Dalil-dalil tentang bakti pada orangtua tidak mengecualikan ketika orangtua berbuat dholim. Adakah dalil kalau orangtua tidak berbuat baik maka tidak ada birulwalidain baginya? Tidak ada. Birulwalidain tetap berjalan sekalipun orangtua berbuat dholim."

"Tapi kamu sebagai anak, kamu harus mendoakan semoga kedholiman orangtua diampuni. Itu bentuk baktimu kepada merka. Juga tidak melaporkan kedholiman mereka ke mahkamah."

"Kita diperintahkan untuk memaafkan orang yang tidak memiliki hubungan kerabat dengan kita. Lantas bagaimana dengan orangtua? Mereka lebih pantas untuk menadapatkan hal itu."

"Apa yang kamu perbuat kepada orangtuamu itulah yang akan kamu dapatkan dari anakmu, ganjaran sesuai dengan perbuatan." pungkas Syaikh Ibrahim.

MED, 11 Rojab 1439. Hamzah Abror

Anynomous

"

Akhi Ukhti...

Pernah melihat rumah reyot yg hampir roboh ? Pernah melihat rumah kosong yang tidak ada penghuninya ? Pernah melihat rumah yg diterpa badai dengan atap yang miring dan dinding yang retak?

Sudikah engkau tinggal di dalamnya? Ana yakin rumah itu menjadi sarang serangga, ular dan kalajengking

Ketahuilah bahwa hatimu adalah rumahmu

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,

إنَّ الَّذِيْ لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ

“Sesungguhnya orang yang di hatinya tidak ada Al Quran bagaikan rumah yang runtuh.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2913)

Semangat membaca dan menghafal Al Quran. =====

Ust Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA

Anynomous

"

Subhanallah, suara merdu seorang qari sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam sebuah video dokumenter pertama kali terekam dengan latar kota suci Mekah pada tahun 1885.

video: dhikrullah.com

Anynomous

"

Islam telah lama ada di tanah Nu Waar (Papua) . Fakfak – Islam ternyata telah masuk ke tanah Papua sejak 17 Juli 1224 M. Salah satu peninggalannya yang tersimpan adalah Al-Qur’an kuno. Hal itu diungkapkan oleh raja Patipi ke XVI, H. Ahmad Iba. Ia mengatakan bahwa Islam masuk ke Papua dibawa oleh Syaikh Iskandar Syah atas mandat Syaikh Abdur Rauf dari kerajaan Pasai. . “Syaikh Iskandar Syah melakukan perjalanan dakwah dan tiba di Messia atau Mes kerajaan Patipi awal ketika itu... bertemu dengan orang bernama Kris Kris,” katanya kepada Kiblat.net di kediamannya, Fakfak, Papua. . “Dan beliau (Syaikh Iskandar Syah;red) mengajarkan apabila kalian ingin selamat, ingin sejahtera, kalian harus mengenal alif lam lam ha (Allah), dan mim ha mim dal (Nabi Muhammad SAW) dan dilanjutkan dengan pembacaan syahadat,” tuturnya . Ahmad Iba juga mengatakan, Syaikh Iskandar Syah oleh bapak Kris kris tiga bulan kemudian dia diangkat menjadi imam pertama. Dan Kris Kris menjadi Raja Patipi awal. Namun, beberapa tahun kemudian di Messia terjadi tsunami dan melenyapkan masjid serta beberapa warga sekitar. . “Dan beberapa tahun kemudian, terjadi tsunami maka seluruh Masjid dan isinya beserta penduduk sebagian ditelan bumi kecuali Kitab Al-Quran dan beberapa kitab fiqih, tauhid yang diselamatkan oleh Syaikh Iskandar Syah,” ujarnya. . Hingga saat ini Al-Quran dan beberapa kitab lain masih tersimpan di rumah Ahmad Iba. Meski sudah terlihat lusuh, ia tetap menjaganya dengan menaruh di lemari kaca. . Selain itu, dai asal Papua, Ustadz Fadlan Garamatan menegaskan bahwa adanya Al-Quran yang sudah berumur ratusan tahun itu menunjukkan adanya Islam di Papua. Namun, karena kekurangan dai, sehingga berita tersebut tidak tersebar luas. . “Ini bukti autentik yang menunjukkan pada dunia dan bangsa Indonesia bahwa Islam itu berada di Nuu waar (Papua). Tetapi karena kurangnya dai, kurang guru seakan di negeri itu tidak ada Islam", ujar Ustadz Fadlan. (kiblat) . #IslamDiPapua #intoleransi

Anynomous

"

KISAH MAHASISWI BERCADAR DI KAMPUS UGM

Aku (admin) telah mendengar dari Ustadz Abu Usaamah, dari Ustadz Abu Kholil (solo), beliau bercerita tentang seorang gadis bercadar yang yang pemberani (walaupun berbeda pendapat ulama tentang hukum cadar, wajib atau sunah namun mari kita ambil sedikit pelajaran dari kisah dibawah ini),

“Bahwasanya dahulu thn 90-an ada seorang akhwat memakai cadar kuliah di Fakultas Kedokteran UGM, sehingga gemparlah seluruh orang yang ada didalam maupun...