AroundMaps Logo
Search
Add Listing

Map

Item Reviews - 4

Anynomous

"

Semenjak memasuki jenjang pendidikan formal, Akal sehat sering disirami oleh pembelajaran tidak sehat. Sepanjang jam sampai dengan selesai mengajar, berpidato menjadi cara yang disangka efektif menurut pengajar2 yg mulia itu. Laksana tanaman yg tak pernah menolak pupuk apa yg diberi padanya, murid terbelenggu pada persoalan guru selalu benar pada metode pengajarannya. Tak menjadi soal bagi lembaga pendidik, pasca selesai menjadi murid apakah ia akan benar2 menjadi terdidik at...au terhardik. Setiap hidup selalu ada pilihan baik atau buruk, mulia atau hina, beruntung atau sengsara, dan setiap orang berhak menentukan seperti apa ia, betul! namun apakah pendidikan sampai dengan hari ini tak berdaya untuk memberi pilihan kepada peserta didiknya bahwa hanya mulia, beruntung dan baik saja yg akan menjadi nasib kamu? Murid bukan sekuntum mawar, setangkai anggrek, atau seikat tulip di toko2 bunga yg dikelola utk diambil keuntungan nilai jualnya saja. Murid bukanlah itu! Atas dasar apapun seorang murid tidak boleh dieksploitasi. Kepentingan pemenuhan pasar industri bukanlah kerangka acuan dalam pembelajaran yang bersifat doktrinasi dan intimidasi layaknya perusahaan pada buruhnya. Jadi tak ada pembenaran mutlak untuk menjejalkan segala teori dan menuliskannya dalam ujian. Sampai detik ini hal2 yg teoritis dan mengekor pada tokoh selalu menjadi stimulus bagi calon calon terdidik. Dan tak ada yg berontak, wajar saja dogmanya sudah diteoritiskan oleh pengajar pengajar (mulia) itu. who want to change? Ribuan orang menjawab iya serempak who wants to make a change? Ribuan orang terdiam serempak. Semuanya hanya mau perubahan tanpa mau ikut serta merubah. Ya, mentalitas yang ada dewasa ini hanya menggantungkan diri pada orang lain.

See More "

17 January 2023

Anynomous

"

Tolong ajak piknik mahasiswa ini!! Pernah seorang mahasiswa mengemukakan pendapatnya; “ untuk apa memperjuangkan hak? Sedang kewajiban kita ialah belajar “ Seorang lagi menimpali ; “ untuk apa kamu belajar? Sedang pangkal dari kebodohan ini adalah pengetahuan “ Sejujurnya yang dimaksud dari kewajiban (kuliah) tersebut merupakan sebuah ekpresi kegagapan mental, keringnya kejiwaan dan lebih parahnya ialah etika pengabdian yang dimaksudkan untuk mengamankan dirinya sendiri. Peng...abdian mahasiswa tidak diukur dari baik buruknya suatu ilmu melainkan dari untung ruginya terhadap kehidupan / karirku. Laku dan pola pikir “AMAN” ini sudah menghegemoni di kehidupan normal kampus, sehingga lebih banyak mahasiswa yang menjauh dari permasalahan ketimbang berjuang menyelesaikan permasalahan. Mahasiswa “mbawang” ini tidaklah layak disebut sebagai mahasiswa, ia tidak lebih sekadar domba domba intelektual yang minta digembalakan agar terus diberi makan. Apakah rendah dimata tuhan ketika memperjuangkan hak? Atau ada anggapan seolah olah sedang menjalani ibadah “TABU” (frontal, tak sopan, tak berbudaya) ?? Atau justru kamu enggan bersusah payah dan berharap dikasihani oleh kekuasaan Dengan maksud kamu ingin mendapatkan sedikit keuntungan pribadi meskipun itu mesti mengorbankan teman teman sealmamatermu? Rasa tak peduli pada lingkungan yang keji, laku egosentrisme, penyangkalan penyangkalan fakta dengan kedok “bukan tugas mahasiswa” sudah menjadi nurani banyak mahasiswa. Maka sesungguhnya mahasiswa seperti sedang menyembah berhala, yang ia sendiri keliru dalam memilih berhala, dan salah pula tata cara menyembah berhala. Mengapa bisa terjadi? Mahasiswa “post truth” terlalu pragmatis dalam menyimpulkan sesuatu, sehingga pijakanya tak seimbang, akurasinya meleset, prosesnya terburu buru. Keblingernya itu terlalu mafhum yang akhirnya diulang ulang terus menerus tanpa ada perasaan bersalah sama sekali. Perihal paling kecil saja, dianggapnya puncak dari ilmu pengetahuan ini kepandaian (ipk, penelitian, dana hibah dll) padahal puncak dari ilmu pengetahuan ialah keadilan. Bayangkan suatu ilmu diaktualisasikan tanpa tendensi keadilan social maka lahirlah konflik semacam kendeng, samin semen, reklamasi dan lain sebagainya. Masih kurang berbahayakah empirisme perjalanan bangsa ini? Tolong! Tolong ! ajak piknik mahasiswa ini!

See More "

05 January 2023

Anynomous

"

Umumnya rakyat memang tak dpt pengetahuan yg tinggi tinggi, sebab dlm jaman kemodalan ini pengetahuan dijual dg harga yg setinggi tingginya. Krn miskin itu, tdk herab kalau pada masa ini mereka bodoh

Pdhl pengetahuan2 yg bisa membikin kemajuan manusia itu tidak harus dijualnya sebagai barang dagangan. Tetapi harus diberi secara percuma bagi kesejahteraan negeri. Pendidikan mesti gratis agar tiap tiap elemen masyarakat menikmati indahnya memiliki otak pintar, senangnya bisa ik...ut dalam gerakan membangun kesejahteraan bangsa, bukan hanya tunduk dan lemah meski dimiskinkan secara masif lagi terstruktur. Pula rakyat tidak perlu lagi takut yg pintar membodohi yg bodoh dibudayakan karena negeri ini bertanggung jawab penuh atas kepandaian masing masing rakyat. Namun apa boleh dikata, semua pelajaran itu sekarang terisi dg racun kemodalan yg bisa menyempitkan angan2 rakyat. Ada yg pandai matematika namun dalam bekerja hanya digunakan untuk menghitung laba pribadinya, peduli atau tidak kawan sebangsanya menderita diperasnya. Ada yg mahir teknik industri naasnya bekerja sebagai kurir barang dan makanan siap saji: ilmunya tak menolong sama sekali ya begitulah keadaan ekonomi memaksanya bekerja seadanya. Dan banyak lagi yg mahir tersingkirkan racun kemodalan dan yg bodoh melestarikan kebodohannya.

See More "

04 June 2023

Anynomous

"

Mencoba melawan kebodohan!

Semenjak kran swastanisasi dibuka, secara tegas negara mengakui bahwa dirinya tidak mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah sekolah swasta mulai berjamuran seperti panu dimana mana ada. Semua orang diperkenankan mendirikan sekolah, Semenjak itu pula, pendidikan seperti barang dagangan saja. Di pamplet2 pendaftaran sekolah ataupun banner dan baliho semuanya mengandung bahasa pemasaran, berisi simbol simbol marketing. Mengapa harus pula dalam ban...ner maupun baliho disertakan akreditasi? Fasilitas? Dan keutamaan2 yg lain? Seolah2 itulah yg kau dapat jika bisa membeli pendidikan disini. Bahkan ada juga dijumpai yg menyertakan hadiah bila mendaftar di sekolah ini. Seyogyanya pendidikan itu sebagai institusi suci yg didalamnya tidak diperkenankan ada transaksi jual beli. Terlalu banyaknya laba yg diharapkan dalam menyelenggarakan pendidikan membuat nilai intelektual peserta didiknya mengalami kemunduran, itu bisa dilihat dari marak berdirinya bimbel dan pusat pembelajaran diluar sekolah. Ada semacam mosi tidak percaya dari wali murid siswa dalam pembelajaran di sekolah sehingga dianggap perlu anaknya untuk diberikan pelajaran kembali seusai melakukan kegiatan belajar mengajar padahal pembelajaran yg dilakukan bimbel tidaklah jauh beda dengan apa yg didapat di sekolah. Dan hebatnya guru guru yg budiman itu tidak merasa tersinggung lagi merasa dihinakan dengan berdirinya lembaga lembaga pendidikan di luar sekolah. Beruntunglah sekolah sekolah formal, saat ini negara masih memihaknya. Karena masih ada regulasi yg mengharuskan seseorang untuk tetap menempuh pendidikan formal. Namun akan menjadi keniscayaan suatu saat lembaga pendidikan formal akan runtuh akibat lebih banyaknya rasa ketidak percayaan dalam menempuh pendidikan formal jika proses yg demikian tetap dipertahankan.

See More "

01 June 2023

Add Reviews & Rate item

Your rating for this listing :

Help Us to Improve :

Nearby Places :