AroundMaps Logo
Search
Add Listing

Map

Item Reviews - 9

Anynomous

" Periode pemerintahan kerajaan ini di bagi ke dalam empat periode dari dua fase, yaitu:

Fase Hindu :
1. Kerajaan Landak di Ningrat Batur (1292–1472)

Fase Islam :
2. Kerajaan Landak di Mungguk Ayu (1472–1703)
3. Kerajaan Landak di Bandong (1703–1768)
4. Kerajaan Landak di Ngabang (1768–sekarang)

Silsilah Raja-raja Kerajaan Landak dibagi menjadi empat periode pemerintahan serta dua fase keagamaan: Hindu dan Islam. Keempat periode yang dimaksud berkiblat pada keberadaan Istana Kerajaan Landak yang tercatat pernah menempati empat lokasi berbeda.

FASE HINDU :
1. Kerajaan Landak di Ningrat Batur (1292–1472)
2. Ratu Sang Nata Pulang Pali I
3. Ratu Sang Nata Pulang Pali II
4. Ratu Sang Nata Pulang Pali III
5. Ratu Sang Nata Pulang Pali IV
6. Ratu Sang Nata Pulang Pali V
7. Ratu Sang Nata Pulang Pali VI
8. Ratu Sang Nata Pulang Pali VII

FASE ISLAM :
Kerajaan Landak di Mungguk Ayu (1472–1703) :
1. Raden Iswaramahayan Raja Adipati Karang Tanjung Tua atau Raden Abdul Kahar (1472–1542) (Islam masuk pada periode ini di Kerajaan Landak)
2. Raden Pati Karang Raja Adipati Karang Tanjung Muda (1542–1584)
3. Raden Cili (Tjili) Pahang Tua Raja Adipati Karang Sari Tua (1584–1614)
4. Raden Karang Tedung Tua (wakil raja) Raja Adipati Karang Tedung Tua (1614–1644)
5. Raden Cili (Tjili) Pahang Muda Raja Adipati Karang Sari Muda (1644–1653)
6. Raden Karang Tedung Muda (wakil raja) Raja Adipati Karang Tedung Muda (1679–1689)
7. Raden Mangku Tua (wakil raja) Raja Mangku Bumi Tua (1679–1689)
8. Raden Kusuma Agung Tua (1689–1693)
9. Raden Mangku Muda (wakil Raja) Pangeran Mangku Bumi Muda (1693–1703)

Kerajaan Landak di Bandong (1703–1768) :
1. Raden Kusuma Agung Muda (1703–1709)
2. Raden Purba Kusuma (wakil raja) Pangeran Purba Kusuma (1709–1714)
3. Raden Nata Tua Pangeran Sanca Nata Kusuma Tua (1714–1764)
4. Raden Anom Jaya Kusuma (wakil raja) Pangeran Anom Jaya Kusuma (1764–1768)

Kerajaan Landak di Ngabang (1768–sekarang), dengan kepala negara bergelar Paduka Panembahan dan kepala pemerintahan bergelar Paduka Pangeran :
1. Raden Nata Muda Pangeran Sanca Nata Kusuma (1768–1798)
2. Raden Bagus Nata Kusuma (wakil raja) Ratu Bagus Nata Kusuma (1798–1802)
3. Gusti Husin (wakil raja) Gusti Husin Suta Wijaya (1802–1807)
4. Panembahan Gusti Muhammad Aliuddin (1807–1833)
5. Haji Gusti Ismail (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Haji Gusti Ismail (1833–1835)
6. Panembahan Gusti Mahmud Akamuddin (1835–1838)
7. Ya Mochtar Unus (wakil panembahan) Pangeran Temenggung Kusuma (1838–1843)
8. Panembahan Gusti Muhammad Amaruddin Ratu Bagus Adi Muhammad Kusuma (1843–1868)
9. Gusti Doha (wakil panembahan) (1868–1872)
10. Panembahan Gusti Abdulmajid Kusuma Adiningrat (1872–1875)
11. Haji Gusti Andut Muhammad Tabri (wakil panembahan) Pangeran Wira Nata Kusuma (1875–1890)
12. Gusti Ahmad (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Ahmad (1890–1895)
13. Panembahan Gusti Abdulazis Kusuma Akamuddin (1895–1899)
14. Gusti Bujang Isman Tajuddin (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Bujang (1899–1922)
15. Panembahan Gusti Abdul Hamid (1922–1943)
16. Gusti Sotol (wakil panembahan) (1943–1945)
17. Haji Gusti Mohammad Appandi Ranie (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Mohammad Appandi Ranie Setia Negara (1946, hanya sekitar 4 bulan berkuasa)
18. Pangeran Ratu Haji Gusti Amiruddin Hamid (?)
19. Drs. Gusti Suryansyah Amiruddin, M.Si. Pangeran Ratu Keraton Landak (2000–sekarang) "

13 March 2018

Anynomous

" Itu kampung saya desa raja ada keluarga tinggal di desa raja ngabang nama nya abdul dan fatimah dan saya sudah puas ke masjid nya sama keraton nya

Bagi yg belum pergi ke keraton silahkan pergi

Nama penjaga udin galon "

07 March 2018

Anynomous

" Bangunan Keraton Ismahayana Landak didirikan oleh Pangeran Sanca Nata Kesuma Muda (1768-1798) sebagai Sultan Landak XII ( Kerajaan Ismahayana Landak adalah sebuah kerajaan yang saat ini berlokasi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat ). "

03 March 2018

Anynomous

" Kerajaan Ismahayana Landak adalah sebuah kerajaan yang saat ini berlokasi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Keraton Ismahayana Landak memiliki kronik sejarah yang relatif panjang, meskipun sumber-sumber tertulis yang membuktikan sejarah kerajaan ini bisa dikatakan sangat terbatas. Sama halnya dengan sumber dari cerita-cerita rakyat yang muncul di Ngabang, Kalimantan Barat, tempat di mana kerajaan ini berada. Kendati demikian, bukti-bukti arkeologis berupa bangunan istana kerajaan (keraton) hingga atribut-atribut kerajaan yang masih dapat kita saksikan hingga kini dan juga buku Indoek Lontar Keradjaan Landak yang ditulis oleh Gusti Soeloeng Lelanang (raja ke-19) pada tahun 1942, sesungguhnya cukup memadai untuk membuktikan perjalanan panjang kerajaan ini yang secara garis besar terbagi ke dalam dua fase, yakni fase Hindu dan fase Islam, ini telah dimulai sejak tahun 1275 M.

Kisah ini berawal pada tahun 1275 M di mana Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari, Jawa Timur, mengutus para prajurit untuk memperluas kekuasaannya hingga ke kawasan Sumatra Tengah. Perjalanan ini dikenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu.

Ekspedisi Pamalayu berlangsung hingga tahun 1292 M, ketika para punggawa dan prajurit ekspedisi ini harus kembali ke tanah Jawa lantaran Raja Kertanegara wafat. Pada saat itu, salah satu rombongan yang dipimpin oleh Ratu Sang Nata Pulang Pali I, membelokkan armada pasukannya menuju Kerajaan Tanjungpura, yang kini dikenal sebagai Borneo atau Pulau Kalimantan.

Rombongan tersebut awalnya singgah di daerah Padang Tikar, kemudian menyusuri Sungai Tenganap, dan akhirnya berlabuh di daerah Sekilap atau yang disebut juga Sepatah. Di tempat inilah, Ratu Sang Nata Pulang Pali I mendirikan Kerajaan Landak, dan nama Sekilap kemudian diganti menjadi Ningrat Batur atau Angrat (Anggerat) Batur.

Periode pemerintahan Kerajaan Landak di Ningrat Batur berlangsung sampai 180 tahun (1292—1472 M). Selama di Ningrat Batur, kerajaan ini dipimpin oleh tujuh raja, yaitu Ratu Sang Nata Pulang Pali I hingga Abhiseka Ratu Brawijaya Angkawijaya (Ratu Sang Nata Pulang Pali VII).

Pada masa pemerintahan Ratu Sang Nata Pulang Pali VII, Kerajaan Landak memiliki kompleks istana terpadu. Di istana ini, beliau menikahi Putri Dara Hitam yang kemudian menjadi permaisuri kerajaan. Dari pernikahan tersebut, Ratu Sang Nata Pulang Pali VII memiliki keturunan bernama Abhiseka Sultan Dipati Karang Tanjung yang sekaligus merupakan putera mahkota.

Setelah raja Landak terakhir di Ningrat Batur tersebut mangkat, sang putera mahkota kemudian naik tahta dan bergelar Pangeran Ismahayana (memerintah tahun 1472—1542). "

24 February 2018

Anynomous

" Situs warisan budaya melayu kab landak "

30 November 2017

Anynomous

" Tempat peninggalan sejarah yg masih terjaga. "

27 November 2017

Anynomous

" Jejak sejarah asal usul Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Berupa peninggalan sejarah bangunan keraton kuno yang eksotis "

18 November 2017

Anynomous

" Merawarat.atau.menjaga.penningalan.pendahulukita...adalahtugasbersama "

20 August 2017

Anynomous

" Tempat bersejarah
Semua barang masih tersimpan dengan bagus. "

18 May 2016

Add Reviews & Rate item

Your rating for this listing :

Help Us to Improve :

Working Hours :

  • Monday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Tuesday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Wednesday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Thursday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Friday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Saturday 7:30 AM – 5:00 PM
  • Sunday Closed